RSS

Senin, 10 Mei 2010

Teringat pada tanggal 11 April 2009, hari itu begitu menyedihkan bagi ana. Karena langkah akhir ana berada di dakwah kampus UMM telah berakhir,walaupun dakwah lingkungan telah menanti. Teringat bagaimana perjuangan bersama antum semua, saat-saat mabit di akhir perjumpaan kita. Tiap detik ada bobot masalah yang kita pikul.

Setiap detik ada kenangannya sendiri. Tiap detik ada catatannya sendiri. Begitulah jundi-Nya: Bukan orang yang bisa berleha-leha dalam mengarungi detik yang dilaluinya. Setan tidak akan pernah rela kita gagah dalam jalan yang susah ini. Selalu ada ‘sliding tackle’ yang nakal dalam langkah kita yang diperbuat olehnya. Dan tak lupa – tak ketinggalan, tipuan Allah, test case Allah untuk hamba-Nya yang Allah menyettingnya lebih samar dari pergerakan semut hitam di atas batu hitam pada malam yang pekat tanpa cahaya bulan atau bintang.
Begitu besar bobot yang dihadapi oleh seorang junduLlah dalam detik yang ia arungi. Tiap detik yang berlalu, menyempatkan diri untuk mengusik sang jundi.
Tak apa! Buat apa desahan nafas berat putus asa apabila bersama masalah itu ada kemudahan? Buat apa wajah terlipat, begitu pusing, apabila Allah menjanjikan pertolongan? Buat apa kehendak untuk lari meninggalkan kecewa yang bertumpuk, apabila diujung jalan ini kita bakalan menemui ‘adn? Allah tak akan pernah ingkar janji.
Thulu’ut Thariq, katsratu’ aqabat, qillatur-rijal. Jalannya panjang, hambatannya banyak, dan pendukungnya sedikit. Ya, memang seperti itulah karakter jalan yang kita arungi. Kenali baik-baik. Lalu? Kalau masih ingin berada di sini, tetapkan ‘azam. Memang begitulah kita akan banyak dibenturkan dengan cadas, untuk melihat apakah kita kokoh.
Apa salahnya Allah lipat gandakan pahala untuk kita? “Ganjaranmu tergantung kadar lelahmu.” (HR Muslim). Ikuti saja alur masalah ini dengan senyum. Maka sabar akan mengantarkan kita dari jalan yang terjal kepada padang bunga yang indah. Adalah berujung, setiap hal berat yang kita hadapi. Tapi tidak berujung, keridhoan Allah pada kita bila kita sukses mengarunginya.
Terasa sekali bila dakwah yang kita hadapi, bukanlah pekerjaan menyeru tanpa gangguan. Tapi kesudahan yang dirasasakan setelah satu masalah selesai, adalah kepuasan menyaksikan janji-Nya yang benar: “Setiap kesempitan akan disusul kemudahan.”
Terakhir… “Yang kami maksud dengan ats-tsabat adalah: Tetaplah anda sebagai aktifis dakwah yang selalu aktif berjuang pada jalan yang ditujunya, walaupun masanya panjang bahkan sampai bertahun-tahun. Sampai nanti bertemu Allah Rabbul ‘alamiin dalam kondisi seperti itu, dengan meraih salah satu dari dua kebaikan: Berhasil mencapai tujuan atau meraih syahadah pada akhirnya. Firman Allah SWT: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu. Dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya (QS Al-Ahzab : 23). Waktu bagi kami merupakan bagian dari solusi, sebab jalan dakwah itu panjang dan jauh jangakauannya serta banyaik rintangannya. Tapi semua itu adalah cara untuk mencapai tujuan dan ada nilai tambah berupa pahala dan balasan yang besar serta menarik.”( Hasan Al-Banna mengenai Ats-Tsabat dalam 10 rukun bai’at).
Tetaplah bergerak adik-adikku…Istirahatlah dengan mengevaluasi dari langkah yang telah kita gerakkan..Jika kita mengaku Aktivis Dakwah maka berapa orang yang telah mau belajar Islam lewat perantara kita atau jangan-jangan kita hanya sibuk berkeluh kesah dan mengatakan sudah capek??padahal belum ada yang kita lakukan untuk dakwah ini. Seandainya pahala dakwa ini terlihat maka orang-orang akan berbondong-ondong mengambilnya…Maka beruntunglah kita yang berada pada lingkaran dakwah.
With LovE Coz Allah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar